banner 728x250

Suara Anak Rusun Terkait Penumpukan Sampah di Rusunawa

banner 120x600
banner 468x60

PALEMBANG|Palnews.id-Masalah penumpukan sampah menjadi tantangan serius yang dihadapi oleh hampir semua daerah, dari perkotaan hingga pelosok Desa salah satunya yang terjadi di lingkungan Rusunawa. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan standar hidup, volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Namun, sistem pengelolaan sampah di banyak daerah belum mampu mengatasi peningkatan ini secara efektif. Infrastruktur yang belum memadai, kurangnya kesadaran publik tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, serta minimnya penerapan prinsip reduce, reuse, dan recycle (3R) berkontribusi pada permasalahan ini. Akibatnya, sampah sering menumpuk di area-area umum, yang tidak hanya menimbulkan masalah kebersihan dan estetika, tapi juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat.

Berikut adalah beberapa hasil dokumentasi dari observasi tim mahasiswa FKM Universitas Sriwijaya pada kegiatan English Camp di Rusunawa Kelurahan 24 Ilir di Kota Palembang :

 

*Foto 1 : Penumpukan Sampah yang Telah Melebihi Kapasitas Tempatnya
Tempat pembuangan sampah (TPA) yang sudah melebihi kapasitasnya tetapi tetap saja dibiarkan dan terus menerus ditambah dengan sampah yang baru. Hal ini menunjukkan kurang nya kesadaran dari publik serta bukti bahwa pengelolaan sampah yang belum memadai. Apabila terus dibiarkan maka sampah pasti akan lebih penuh dan menumpuk hingga dapat sampai ke bagian jalan. “Ini gak enak dilihat kak, jarang diangkut juga sampahnya, sampai jalan baru diangkut. Setiap hujan deras juga banjir terus juga jadi banyak nyamuk,” ujar salah satu anak Rusun 24 Ilir.

*Foto 2 : Sampah yang Tersumbat di Selokan.
Selokan yang sebenarnya untuk saluran air malah dijadikan tempat pembuangan sampah. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan sampah yang membuat saluran air menjadi tersumbat. Jika terus dibiarkan maka dapat menjadi sarang hama/vektor penyebab penyakit.

 

*Foto 3 : Penumpukan Sampah di Lapangan dan sekeliling Rusun
Di sekeliling lapangan bola tempat anak-anak bermain dipenuhi dengan sampah. Hal ini mengakibatkan timbulnya bau tak sedap dan rasa tidak nyaman saat berada di sekitar lapangan. “Ini biasanyo kami main bola disini yuk, tapi banyak nian sampahnyo” ungkap salah satu anak Rusun 24 Ilir, Minggu (3/3/2024).
*Foto 4 : Kegiatan Praktik Edukasi Buang Sampah pada Tempatnya

Banyak sekali faktor yang dapat memicu kebiasaan membuang sampah sembarangan, untuk mengatasi hal itu perlu dilakukan edukasi kepada anak-anak sejak dini untuk membiasakan membuang sampah pada tempatnya. Penting bagi anak-anak untuk mengetahui jenis dan kegunaan tempat sampah dan menanamkan kesadaran akan lingkungan sekitar pada masyarakat sedini mungkin. Dalam kegiatan English Camp yang dialakukan pada 2 maret 2024 lalu, kami tim dari FKM Unsri menyempatkan waktu untuk mengedukasi anak-anak Rusunawa 24 Ilir untuk membuang sampah pada tempatnya.

Kegiatan edukasi tentang membuang sampah pada tempatnya merupakan langkah penting dalam membentuk kesadaran dan kebiasaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Refleksi dari kegiatan ini mengungkapkan beberapa aspek penting. Pertama, pentingnya kesadaran lingkungan. Edukasi ini membuka mata banyak orang tentang dampak buruk penumpukan sampah sembarangan terhadap lingkungan, kesehatan, dan bahkan ekonomi. Kesadaran ini merupakan langkah awal untuk merubah perilaku. Kedua, perubahan perilaku membutuhkan waktu dan kesabaran.

Meskipun edukasi dapat memberikan pengetahuan, mengubah kebiasaan yang telah lama tertanam memerlukan waktu dan usaha berkelanjutan. Perilaku membuang sampah pada tempatnya harus terus-menerus ditanamkan melalui berbagai metode, seperti kampanye, contoh langsung, dan sanksi atau insentif.Ketiga, refleksi ini menunjukkan pentingnya pendidikan dan edukasi sebagai dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Melalui edukasi, individu tidak hanya belajar tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya, tetapi juga tentang prinsip-prinsip keberlanjutan lainnya yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Secara keseluruhan, refleksi dari kegiatan ini menegaskan bahwa perubahan menuju perilaku yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan membutuhkan waktu, kesabaran, dan kerjasama. Ini merupakan investasi penting untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Penulis oleh: Prilesi Iqva Modista, Aricha Kesuma Sari, Ayu Setiyani, Melvi Kurnia Asfitri, Shella Dameria Hutabarat
(Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya. (Jun)

banner 325x300